Manusia dan Keindahan
Manusia dan keindahan memang tidak
bisa dipisahkan sehingga diperlukan pelestarian bentuk keindahan yang
dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian berupa seni rupa, seni suara, maupun
seni pertunjukkan yang nantinya menjadi bagian dari kebudayaan yang dapat
dibanggakan.
Kawasan keindahan bagi manusia sangat
luas seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan
peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Oleh karena itu, keindahan juga dapat
dikatakan bagian hidup manusia. Dimanapun, kapan pun, dan siapa pun dapat menikmati keindahan.
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan
segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami
kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, mati, dan seterusnya, serta terkait dan
berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik
positif maupun negatif.
Manusia adalah makhluk yang terbukti berteknologi
tinggi. Hal ini dikarenakan manusia memiliki perbandingan massa otak dengan
massa tubuh terbesar diantara semua makhluk yang ada di bumi. Walaupun ini
bukanlah pengukuran yang mutlak, namun perbandingan massa otak dengan tubuh
manusia memang memberikan petunjuk dari segi intelektual relatif.
Manusia atau orang dapat diartikan dari sudut
pandang yang berbeda-beda, baik itu menurut biologis, rohani, dan istilah
kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan
sebagai homo sapiens (bahasa latin untuk manusia) yang merupakan sebuah
spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki pemikiran-pemikiran tentang apa yang menurutnya baik dan sesuai dengan tindakan-tindakan yang akan diambil. Manusia pun berlaku sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat tinggalnya.
Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki pemikiran-pemikiran tentang apa yang menurutnya baik dan sesuai dengan tindakan-tindakan yang akan diambil. Manusia pun berlaku sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat tinggalnya.
Keindahan berasal dari kata indah
yang berarti bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Benda yang
mempunyai sifat indah berupa segala sesuatu hasil seni, pemandangan alam,
manusia, rumah dan lain-lain. Keindahan adalah sifat dari sesuatu yang memberi
kita rasa senang bila melihatnya. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari
estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Pengertian keindahan menurut
beberapa ahli :
a). Herbet Read berpendapat bahwa keindahan adalah kesatuan
dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat diantara pencerapan-pencerapan
indrawi manusia.
b). Thomas Aquinos berpendapat bahwa keindahan adalah sesuatu
yang menyenangkan bila dilihat.
c). Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis Besar Estetik”
(Filsafat Keindahan) dalam bahasa Inggris keindahan diterjemahkan dengan kata beautiful , bahasa Perancis keindahan
diterjemahkan dengan kata beau ,
bahasa Italia dan Spanyol keindahan diterjemahkan dengan kata bello. Kata-kata tersebut berasal dari
bahasa latin bellum sedangkan akar
katanya adalah bonum yang berarti
kebaikan. Kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi bonellum dan terakhir dipendekkan menjadi bellum.
Keindahan terbagi menjadi dua macam,
yaitu :
-
Keindahan sebagai suatu kualitas
abstrak adalah
keindahan yang tidak dapat terlihat secara fisik dan bersifat tidak beraturan
tetapi nilai keindahan tersebut dapat dirasakan.
-
Keindahan sebagai sebuah benda
tertentu yang indah
adalah keindahan yang dapat terlihat , dirasakan dan dapat dikenang selama kita
mengingatnya.
Menurut luasnya, keindahan dibedakan
menjadi 3 pengertian, yaitu :
-
Keindahan dalam arti luas adalah keindahan dalam arti luas
mengandung pengertian ide kebaikan. Keindahan dalam arti luas meliputi
keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral, dan keindahan intelektual.
-
Keindahan dalam arti estetik murni adalah keindahan yang menyangkut
pengalaman estetik seorang dlam hubungannya dengan segala sesuatu yang
diserapnya.
-
Keindahan dalam arti terbatas dalam
hubungannya dengan penglihatan adalah keindahan yang hanya menyangkut benda-benda yang
dapat diserap dengan penglihatan, yaitu berupa keindahan bentuk dan warna atau
suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda diantar benda
tersebut dengan si pengamat.
Dalam Keindahan terdapat Nilai
Intrinsik dan Nilai Ekstrinsik. Nilai
Intrinsik adalah nilai yang terkandung dari benda atau sesuatu itu sendiri
yang bersifat baik dari benda yang bersangkutan atau sebagai suatu tujuan
ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contohnya : dalam suatu tarian, nilai
intrinsik itu berupa pesan-pesan yang mengandung makna tertentu dari keindahan
setiap gerakan tarian tersebut. Sedangkan Nilai
Ekstrinsik adalah nilai yang berasal dari luar benda atau sesuatu itu
sendiri yang bersifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk
sesuatu hal lainnya, yakni nilai yang bersifat sebagai alat membantu. Contohnya
: dalam suatu tarian, nilai ekstrinsik berupa kostum dan aksesoris lainnya yang
mendukung gerakan tarian tersebut agar terlihat lebih indah.
Manusia
memiliki lima komponen yang secara otomatis dimiliki ketika manusia tersebut
dilahirkan. Ke-lima komponen tersebut adalah nafsu, akal, hati, ruh, dan sirri
(rahasia ilahi). Dengan modal yang telah diberikan kepada manusia itulah
(nafsu, akal dan hati) akhirnya manusia tidak dapat dipisahkan dengan sesuatu
yang disebut dengan keindahan. Dengan akal, manusia memiliki keinginan-keinginan
yang menyenangkan (walaupun hanya untuk dirinya sendiri) dalam ruang renungnya.
Dengan akal pikiran, manusia melakukan kontemplasi komprehensif guna mencari nilai-nilai,
makna, manfaat, dan tujuan dari suatu penciptaan yang berakhir pada kepuasan,
dimana kepuasan ini juga merupakan salah satu indikator dari keindahan.
Akal
dan budi merupakan kekayaan manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Akal
dan budi manusia memiliki kehendak atau keinginan pada manusia ini tentu saja
berbeda dengan kehendak atau keinginan pada hewan karena keduanya timbul dari
sumber yang berbeda. Kehendak atau keinginan pada manusia bersumber dari akal
dan budi, sedangkan kehendak atau keinginan pada hewan bersumber dari naluri. Sesuai
dengan sifat kehidupan yang menjasmani dan merohani, maka kehendak atau
keinginan manusia itu pun bersifat demikian. Jumlahnya tak terbatas. Tetapi
jika dilihat dari tujuannya, satu hal sudah pasti yakni untuk menciptakan
kehidupan yang menyenangkan dan yang memuaskan hatinya. Sudah bukan rahasia
lagi bahwa yang mampu menyenangkan atau memuaskan hati setiap manusia tidak lain
hanyalah sesuatu yang baik dan indah. Maka keindahan pada hakikatnya merupakan
dambaan setiap manusia karena dengan keindahan itu manusia merasa hidup nyaman.
Dengan
adanya keinginan-keinginan tersebut, manusia menggunakan nafsunya untuk
mendorong hasrat atau keinginan yang dipikirkan atau direnungkan oleh sang akal
tadi agar bisa terealisasikan. Ditambah lagi dengan anugerah yang diberikan-Nya
kepada kita (manusia) yakni berupa hati, dimana dengan hati ini manusia dapat
merasakan adanya keindahan. Oleh karena itu manusia memiliki sensibilitas
esthetis.
Selain
itu, manusia memang secara hakikat membutuhkan keindahan guna kesempurnaan
pribadinya. Tanpa estetika manusia tidak akan sempurna, karena salah satu unsur
dari kehidupan adalah estetika. Sedangkan manusia adalah mahluk hidup, jadi dia
sangat memerlukan estetika ini.
Sumber :
(dengan beberapa pengubahan dan penambahan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar